Minggu, 04 Maret 2012

illaahii anta maqshudhii

Manakala seorang hamba Allah di uji Allah, maka mula-mula ia akan melepaskan dirinya dari ujian atau cobaan yang menyusahkannya itu. Jika tidak berhasil, maka ia akan meminta pertolongan kepada orang-orang lain seperti para raja, para penguasa, orang-orang dunia atau para hartawan. Jika ia sakit, maka ia akan meminta pertolongan kepada dokter atau dukun. Jika hal ini pun tidak berhasil, maka ia kembali menghadapkan wajahnya kepada Allah SWT, untuk memohon dan meratap kepada-Nya. Selagi ia dapat menolong dirinya, ia tidak akan meminta pertolongan kepada orang lain. Dan selagi pertolongan lain masih ia dapatkan, maka ia tidak akan meminta pertolongan kepada Allah.

Jika ia tidak mendapatkan pertolongan Allah, maka ia akan terus meratap, shalat, berdoa menyerahkan dirinya dengan sepenuh harapan dan kecemasan terhadap Allah Ta`ala. Sekali-kali Allah tidak akan menerima ratapannya, sebelum ia memutuskan dirinya dari keduniaan. Setelah ia terlepas dari hal-hal keduniaan, maka akan tampaklah ketentuan dan keputusan Allah pada orang itu dan lepaslah ia dari hal-hal keduniaan, selanjutnya hanya ruh sajalah yang tinggal padanya.

Dalam peringkat ini, yang tampak olehnya hanyalah kerja atau perbuatan Allah dan tertanamlah di hatinya kepercayaan yang sesungguhnya tentang Tauhid. Pada hakekatnya, tidak ada pelaku atau penggerak atau yang mendiamkan, kecuali Allah saja. Tidak ada kebaikan dan tidak ada keburukan, tidak ada kerugian dan tidak ada keuntungan, tidak ada faedah dan tidak pula anugerah, tidak terbuka dan tidak tertutup, tidak mati dan tidak hidup, tidak kaya dan tidak pula papa, melainkan semuanya ada di tangan Allah.

Hamba Allah itu tidak ubahnya seperti bayi yang berada di pangkuan ibunya atau seperti orang mati yang sedang di mandikan atau seperti bola di kaki pemain; melambung, bergulir ke atas ke tepi dan ke tengah, senantiasa berubah tempat dan kedudukan. Ia tidak mempunyai daya dan upaya. Maka hilanglah ia keluar dari dirinya dan masuk ke dalam perbuatan Allah semata-mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar